Tuesday, October 7, 2014

Link Budget

Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan losses dari Tx sampai Rx melalui media transmisi. Dalam hal ini perhitungan dengan media transmisi Wifi.
Link merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang menggunakan media transmisi berbagai macam. Link budget ini dihitung berdasarkan jarak antara transmitter (Tx) dan receiver (Rx). Link budget juga dihitung karena adanya penghalang antara Tx dan Rx misal gedung atau pepohonan. Link budget juga dihitung dengan melihat spesifikasi yang ada pada antenna.
Pada artikel ini link budget yang akan dihitung adalah
  • Free Space Loss
  • Fresnel Zone Clearance
  • RX Signal Level
  • SOM  (System Operating Margin)
Untuk lebih jelasnya pada artikel ini juga akan disertakan contoh parameter antenna yang dibutuhkan dalam perhitungan tersebut. Parameter tersebut antara lain
—   Jarak (d) terjauh antara antenna pemancar (Tx) dengan antenna penerima (Rx). Misal jarak tersebut sekitar 1 Km, dan jarak ini harus kita konversi ke mil. Sekitar 0.6 mil
—   Frekuensi BS dan Antena penerima, ini merupakan frekuensi standart 2,4 GHz. Frekuensi Wifi yang sudah gratis.
—   TX Power  merupakan daya dari AP (Access Point) yang akan kita gunakan. Misalnya sebesar 22 dBm. Tidak menggunakan satuan watt, harus ke dBm. Untuk konversi dari waat ke dBm akan disampaikan di bawah.
—   TX Cable Loss ini merupakan loss atau kerugian yang terjadi karena kabel yang kita gunakan. Misal loss yang terjadi sekitar 2 dB. Loss ini biasanya terjadi pada kabel antara penghubung dari antenna ke AP. Yang biasa disebut dengan kabel pigtail.pigtail biasanya terbuata dari kabel coaxial. Dan diusahakan jangan menggunakan kabel pigtail yang terlalu panjang. Biasanya panjang pigtail di pasaran sekitar 50 cm.
—    TX Antenna Gain  merupakan daya terpancar dari antenna yang kita gunakan. Misal menggunakan antenna omni directional 12 dB. Itulah yang dimaksud dengan Tx antenna gain (12 dB).
—    RX Antenna Gain  merupakan daya yang dihasilkan dari antenna penerima, misal kita menggunakan antenna grid 15 dB.
—   RX cable Loss sebenarnya hamper sama dengan Tx kabel loss, hanya saja ini terjadi pada daerah penerima atau antenna penerima. Misal 2 dB.
—   RX Sensitivity merupakan sensitivitas dari antenna penerima dalam hal menangkap sinyal wifi dari antenna pemancar. Misalnya sebesar -68 dBm.
Parameter-parameter tersebut biasanya sudah tercantum dalam datasheet peralatan dalam mendirikan infrastruktur wifi.
Gambaran link budget tersebut dapat dilihat di bawah ini.


1. Free Space Loss (FSL)
Pada saat sinyal radio berpropagasi di udara akan mengalami redaman dari udara. Besarnya redaman yang terjadi dapat dihitung secara empiris. Redaman itulah yang disebut dengan Free Space Loss.
Free Space Loss (dB) = 20 Log10 (MHz) + 20 Log10 (Distance Miles) + 36.6
Setelah dihitung didapatkan nilai FSL sebesar 99.8 dB
2. Fresnel Zone Clearance merupakan diameter antara antenna pemancar dengan antenna penerima dimana diantara kedua antenna tersebut ada penghalang. Maka Fresnel Zone Clearance (FZC) adalah diameter antara penghalang dengan LOS antara tx dan rx. Untuk lebih jelasnya mengenai FZC, bisa dilihat gambar di bawah ini.

 

Dari gambar diatas FZC adalah r. besarnya r adalah 3.29 meter dan 80% FSC adalah 2.63 m. Nilai FZC ini dihitung berdasarkan kondisi permukaan bumu yang datar. Karena dengan wifi pada frekuensi 2.4 GHz ini jaraknya tidak bisa sejauh jarak antenna microwave. Yang jaraknya bisa jauh sekali. Karena sinyal wifi dapat terserapoleh air, seperti air pada pepohonan
3. Rx Sinyal Level (daya yang diterima) dapat dihitung dengan menambahkan dan mengurani daya pancar (TX power) dengan berbagai parameter yang ada dalam sebuah persamaan yang sederhana, yaitu,
Rx signal level = Tx power – Tx cable loss + Tx antenna gain – FSL+ Rx antenna        gain – Rx cable loss.
Dari hitungan yang telah dilakukan Rx sinyal level didapatkan = -54.8 dBm
4. Setelah kita mempunyai semua data / parameter yang dibutuhkan kita dapat menghitung System Operating Margin (SOM) untuk meyakinkan bahwa system yang kita kerjakan akan bekerja secara benar. Pada dasarnya System Operating Margin (SOM) menghitung selisih antara sinyal yang di terima dengan sensitifitas penerima. Maka rumusnya adalah
SOM = Rx signal level – Rx sensitivity
Maka dari file excel yang sudah ada mengenai perhitungan link budget di dapat nilai SOM adalah 13.2 dB. Dalam kehidupan nyata nilai SOM iniharus kita atur nilainya antara 10-15 dB. Karena untuk mengurangi efek Fading dan  Multipath karena efek tersebut bisa sangat menganggu sinyal kita.

Media Transmisi Fiber Optik

Fiber Optik merupakan saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan data dengan cara merubah sinyal listrik menjadi  cahaya. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, leser digunakan karena mempunyai lebar spektrum yang sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Di bawah ini contoh gambaran sederhana mengenai fiber optik single mode.

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Penemuan fiber optik sebagai media transmisi pada suatu sistem komunikasi didasarkan pada hukum Snellius untuk perambatan cahaya pada media transparan seperti pada kaca yang terbuat dari kuartz kualitas tinggi dan dibentuk dari dua lapisan utama yaitu lapisan  inti yang biasanya disebut core terletak pada lapisan yang paling dalam dengan indeks bias  n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2 yang lebih kecil dari n1.
Menurut hukum Snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optik ( media yang transparan ) dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti fiber optik ( kuartz murni ) yang mempunyai indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti (core) fiber optik menuju ujung yang satu.
Dewasa ini ada 3 jenis fiber optik yang populer pemamfatannya pada sistem komunikasi Fiber Optik yaitu:
a.   Fiber optik  multimode step indek
b.   Fiber optik multimode Graded
c.    Fiber optik single mode



Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
  1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
-  Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
  • Multi mode  : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.


2.    Berdasarkan indeks bias core :
  • Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
  • Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil.
Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

Wednesday, August 20, 2014

Belajar Konfigurasi Basic HSRP (Hot Standby Router Protocol)

 
nb:
-Shadow cnc Pada kenyataannya tidak ada.
-cnc1 merupakan router primary dengan priority 100
-cnc2 merupakan router secondary dengan priority 50

Konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Router cnc 1 :
interface FastEthernet0/0
 ip address 192.168.10.3 255.255.255.0
 standby 10 ip 192.168.10.1
 standby 10 priority 100
 standby 10 preempt
!kalau tidak diberi perintah preempt, jika ingin kembali normal,router harus
!di reboot terlebih dahulu.
 standby 10 track FastEthernet1/0 60
!perintah ini mengantisipasi, jika f1/0 down secara otomatis priority agar berkurang
!sebesar 60 (100-60=40) hal ini menyebabkan cnc2 berubah dari state stanby -> active

!jika konfigurasi benar akan muncul line seperti berikut:
*Mar 28 12:30:52.291: %HSRP-5-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 10 state Standby -> Active

Router cnc 2 :
interface FastEthernet0/0
 ip address 192.168.10.2 255.255.255.0
 standby 10 ip 192.168.10.1
 standby 10 priority 50
 standby 10 preempt

!jika konfigurasi benar akan muncul line seperti berikut:
*Mar 28 12:31:12.843: %HSRP-5-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 10 state Speak -> Standby

-------------------------------------------------------------
cnc1(config-if)#standby ?
  <0-255>         group number
  authentication  Authentication
  bfd             Enable HSRP BFD
  delay           HSRP initialisation delay
  follow          Name of HSRP group to follow
  ip              Enable HSRP IPv4 and set the virtual IP address
  ipv6            Enable HSRP IPv6
  mac-address     Virtual MAC address
  mac-refresh     Refresh MAC cache on switch by periodically sending packet
                  from virtual mac address
  name            Redundancy name string
  preempt         Overthrow lower priority Active routers
  priority        Priority level
  redirect        Configure sending of ICMP Redirect messages with an HSRP
                  virtual IP address as the gateway IP address
  timers          Hello and hold timers
  track           Priority tracking
  use-bia         HSRP uses interface's burned in address
  version         HSRP version

cnc1(config-if)#standby

cnc1(config-if)#standby 10 ?
  authentication  Authentication
  follow          Name of HSRP group to follow
  ip              Enable HSRP IPv4 and set the virtual IP address
  ipv6            Enable HSRP IPv6
  mac-address     Virtual MAC address
  name            Redundancy name string
  preempt         Overthrow lower priority Active routers
  priority        Priority level
  timers          Hello and hold timers
  track           Priority tracking

cnc1(config-if)#standby 10

cnc1(config-if)#standby 10 ip?
ip  ipv6

cnc1(config-if)#standby 10 ip ?
  A.B.C.D  Virtual IP address
  <cr>

cnc1(config-if)#standby 10 ip

cnc1(config-if)#standby 10 priority ?
  <0-255>  Priority value

cnc1(config-if)#standby 10 priority

cnc1(config-if)#standby 10 track f1/0 ?
  <1-255>  Decrement value
  <cr>

cnc1(config-if)#standby 10 track f1/0
-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------

How to check:
cnc1#sh standby
FastEthernet0/0 - Group 10
  State is Active
    11 state changes, last state change 00:01:56
  Virtual IP address is 192.168.10.1
  Active virtual MAC address is 0000.0c07.ac0a
    Local virtual MAC address is 0000.0c07.ac0a (v1 default)
  Hello time 3 sec, hold time 10 sec
    Next hello sent in 2.480 secs
  Preemption enabled
  Active router is local
  Standby router is 192.168.10.2, priority 50 (expires in 10.336 sec)
  Priority 100 (default 100)
    Track interface FastEthernet1/0 state Up decrement 60
  Group name is "hsrp-Fa0/0-10" (default)
cnc1#sh standby brief
                     P indicates configured to preempt.
                     |
Interface   Grp  Pri P State   Active          Standby         Virtual IP
Fa0/0       10   100 P Active  local           192.168.10.2    192.168.10.1
cnc1#

cnc2#sh standby
FastEthernet0/0 - Group 10
  State is Standby
    31 state changes, last state change 00:04:22
  Virtual IP address is 192.168.10.1
  Active virtual MAC address is 0000.0c07.ac0a
    Local virtual MAC address is 0000.0c07.ac0a (v1 default)
  Hello time 3 sec, hold time 10 sec
    Next hello sent in 1.648 secs
  Preemption enabled
  Active router is 192.168.10.3, priority 100 (expires in 8.240 sec)
  Standby router is local
  Priority 50 (configured 50)
  Group name is "hsrp-Fa0/0-10" (default)
cnc2#sh standby brief
                     P indicates configured to preempt.
                     |
Interface   Grp  Pri P State   Active          Standby         Virtual IP
Fa0/0       10   50  P Standby 192.168.10.3    local           192.168.10.1
-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------

cnc2#debug stanby
HSRP debugging is on
cnc2#
*Mar 28 11:45:50.099: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Standby pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:51.551: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  in  192.168.10.3 Active  pri 100 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:52.563: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Standby pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:55.555: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Standby pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:57.599: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  in  192.168.10.3 Active  pri 100 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:58.339: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Standby pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:58.835: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Resign in  192.168.10.3 Active  pri 100 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:58.835: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Standby: i/Resign rcvd (100/192.168.10.3)
*Mar 28 11:45:58.839: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Active router is local, was 192.168.10.3
*Mar 28 11:45:58.839: HSRP: Fa0/0 Nbr 192.168.10.3 no longer active for group 10 (Standby)
*Mar 28 11:45:58.839: HSRP: Fa0/0 Nbr 192.168.10.3 Was active or standby - start passive holddown
*Mar 28 11:45:58.839: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Standby router is unknown, was local
*Mar 28 11:45:58.843: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Standby -> Active
*Mar 28 11:45:58.843: %HSRP-5-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 10 state Standby -> Active
*Mar 28 11:45:58.843: HSRP: Fa0/0 Interface adv out, Active, active 1 passive 0
*Mar 28 11:45:58.847: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Redundancy "hsrp-Fa0/0-10" state Standby -> Active
*Mar 28 11:45:58.847: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:45:58.851: HSRP: Fa0/0 Added 192.168.10.1 to ARP (0000.0c07.ac0a)
*Mar 28 11:45:58.855: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Activating MAC 0000.0c07.ac0a
*Mar 28 11:45:58.855: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Adding 0000.0c07.ac0a to MAC address filter
*Mar 28 11:45:58.859: HSRP: Fa0/0 IP Redundancy "hsrp-Fa0/0-10" standby, local -> unknown
*Mar 28 11:45:58.859: HSRP: Fa0/0 IP Redundancy "hsrp-Fa0/0-10" update, Standby -> Active
*Mar 28 11:46:01.439: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:46:01.855: HSRP: Fa0/0 IP Redundancy "hsrp-Fa0/0-10" update, Active -> Active
*Mar 28 11:46:04.015: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:46:06.451: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:46:09.059: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:46:11.667: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
*Mar 28 11:46:14.179: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
cnc2#u all
All possible debugging has been turned off
cnc2#
*Mar 28 11:46:16.627: HSRP: Fa0/0 Grp 10 Hello  out 192.168.10.2 Active  pri 50 vIP 192.168.10.1
cnc2#u all
All possible debugging has been turned off
cnc2#
*Mar 28 11:46:28.427: %OSPF-5-ADJCHG: Process 1, Nbr 10.10.10.1 on FastEthernet0/0 from FULL to DOWN, Neighbor Down: Dead timer expired
cnc2#
*Mar 28 11:46:52.059: %HSRP-5-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 10 state Active -> Speak
*Mar 28 11:46:53.299: %OSPF-5-ADJCHG: Process 1, Nbr 10.10.10.1 on FastEthernet0/0 from LOADING to FULL, Loading Done
*Mar 28 11:47:02.879: %HSRP-5-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 10 state Speak -> Standby
cnc2#
-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------
Pada saat normal
C:\>tracert 192.168.40.2
Tracing route to 192.168.40.2 over a maximum of 30 hops
1     *      111 ms    46 ms  192.168.10.3
2   177 ms   200 ms   222 ms  192.168.20.2
3   375 ms   453 ms   437 ms  192.168.40.2
Trace complete.
Pada saat interface f0/0 router cnc1 down
C:\>tracert 192.168.40.2
Tracing route to 192.168.40.2 over a maximum of 30 hops
1   124 ms   140 ms   187 ms  192.168.10.2
2   280 ms   342 ms   157 ms  192.168.30.2
3   281 ms   374 ms   251 ms  192.168.40.2
Trace complete.

Pada saat interface f0/0 router cnc1 kembali up
C:\>tracert 192.168.40.2
Tracing route to 192.168.40.2 over a maximum of 30 hops
1     *      108 ms   125 ms  192.168.10.3
2   313 ms   297 ms   250 ms  192.168.20.2
3   313 ms   406 ms   312 ms  192.168.40.2
Trace complete.

Pada saat interface f1/0 router cnc1 down
C:\>tracert 192.168.40.2
Tracing route to 192.168.40.2 over a maximum of 30 hops
1   134 ms   124 ms   125 ms  192.168.10.2
2   300 ms   342 ms   281 ms  192.168.30.2
3   560 ms   531 ms   562 ms  192.168.40.2
Trace complete.
C:\>
-------------------------------------------------------------
"------------Sekian dulu, semoga bermanfaat------------------"

Belajar Simulasi CISCO MPLS-L3VPN (PE-CE OSPF)

Belajar Simulasi CISCO MPLS-L3VPN (PE-CE with OSPF)
(PE-To-CE OSPF with same process ID)
 Topology yang saya gunakan adalah seperti gambar dibawah ini: 
 
  
 Konfigurasi IP addressnya adalah sebagai berikut:



Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertama:
configure semua interface (PE1-Core-PE2)

---------------core----------------------
!
interface Loopback0
 ip address 192.168.100.1 255.255.255.255
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.10 255.255.255.252
!
interface GigabitEthernet2/0
 ip address 192.168.10.13 255.255.255.252
-----------------------------------------

---------------PE1-----------------------
interface Loopback0
 ip address 192.168.100.2 255.255.255.255
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.9 255.255.255.252
-----------------------------------------

---------------PE2-----------------------
interface Loopback0
 ip address 192.168.100.3 255.255.255.255
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.14 255.255.255.252
-----------------------------------------

Kedua:Aktifkan Dynamic Routing 

---------------core----------------------
router ospf 1
 network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
 network 192.168.100.1 0.0.0.0 area 0
-----------------------------------------

---------------PE1-----------------------
router ospf 1
 network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
 network 192.168.100.2 0.0.0.0 area 0
-----------------------------------------

---------------PE2-----------------------
router ospf 1
 network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
 network 192.168.100.3 0.0.0.0 area 0
-----------------------------------------
untuk pengecekan : ketikan show ip route

PE1#sh ip route
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
 D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
 N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
 i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
 ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
 o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

 192.168.10.0/30 is subnetted, 2 subnets
C       192.168.10.8 is directly connected, GigabitEthernet1/0
O       192.168.10.12 [110/2] via 192.168.10.10, 00:23:16, GigabitEthernet1/0
 192.168.100.0/32 is subnetted, 3 subnets
O       192.168.100.1 [110/2] via 192.168.10.10, 00:23:16, GigabitEthernet1/0
C       192.168.100.2 is directly connected, Loopback0
O       192.168.100.3 [110/3] via 192.168.10.10, 00:23:16, GigabitEthernet1/0
PE1#

PE2#sh ip route
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
 D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
 N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
 i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
 ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
 o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

 192.168.10.0/30 is subnetted, 2 subnets
O       192.168.10.8 [110/2] via 192.168.10.13, 00:18:13, GigabitEthernet1/0
C       192.168.10.12 is directly connected, GigabitEthernet1/0
 192.168.100.0/32 is subnetted, 3 subnets
O       192.168.100.1 [110/2] via 192.168.10.13, 00:18:23, GigabitEthernet1/0
O       192.168.100.2 [110/3] via 192.168.10.13, 00:18:13, GigabitEthernet1/0
C       192.168.100.3 is directly connected, Loopback0
PE2#

Ketiga:Aktifkan BGP

---------------PE1-----------------------
router bgp 100
 no synchronization
 bgp log-neighbor-changes
 neighbor 192.168.100.3 remote-as 100
 neighbor 192.168.100.3 update-source Loopback0
 no auto-summary
-----------------------------------------

---------------PE2-----------------------
router bgp 100
 no synchronization
 bgp log-neighbor-changes
 neighbor 192.168.100.2 remote-as 100
 neighbor 192.168.100.2 update-source Loopback0
 no auto-summary
-----------------------------------------
untuk pengecekan : ketikan show ip bgp sum

PE1# sh ip bgp summary
BGP router identifier 192.168.100.2, local AS number 100
BGP table version is 1, main routing table version 1

Neighbor        V    AS MsgRcvd MsgSent   TblVer  InQ OutQ Up/Down  State/PfxRcd
192.168.100.3   4   100      28      36        1    0    0 00:30:32        0
PE1#

PE2#sh ip bgp summary
BGP router identifier 192.168.100.3, local AS number 100
BGP table version is 1, main routing table version 1

Neighbor        V    AS MsgRcvd MsgSent   TblVer  InQ OutQ Up/Down  State/PfxRcd
192.168.100.2   4   100      35      28        1    0    0 00:23:27        0
PE2#

Keempat:Aktifkan MPLS
---------------core----------------------
ip cef
!
mpls label protocol ldp
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.10 255.255.255.252
 mpls ip
!
interface GigabitEthernet2/0
 ip address 192.168.10.13 255.255.255.252
 mpls ip
-----------------------------------------

---------------PE1-----------------------
ip cef
!
mpls label protocol ldp
!
mpls ldp router-id Loopback0 force
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.9 255.255.255.252
 mpls ip
-----------------------------------------

---------------PE2-----------------------
ip cef
!
mpls label protocol ldp
!
mpls ldp router-id Loopback0 force
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.14 255.255.255.252
 mpls ip
-----------------------------------------
untuk pengecekan : ketikan show mpls ldp neighbor

core#show mpls ldp neighbor
 Peer LDP Ident: 192.168.100.3:0; Local LDP Ident 192.168.100.1:0
 TCP connection: 192.168.100.3.26601 - 192.168.100.1.646
 State: Oper; Msgs sent/rcvd: 45/36; Downstream
 Up time: 00:32:49
 LDP discovery sources:
 GigabitEthernet2/0, Src IP addr: 192.168.10.14
 Addresses bound to peer LDP Ident:
 192.168.10.14   192.168.100.3
 Peer LDP Ident: 192.168.100.2:0; Local LDP Ident 192.168.100.1:0
 TCP connection: 192.168.100.2.31760 - 192.168.100.1.646
 State: Oper; Msgs sent/rcvd: 45/44; Downstream
 Up time: 00:32:32
 LDP discovery sources:
 GigabitEthernet1/0, Src IP addr: 192.168.10.9
 Addresses bound to peer LDP Ident:
 192.168.10.9    192.168.100.2
core#

PE1#sh mpls ldp neighbor
 Peer LDP Ident: 192.168.100.1:0; Local LDP Ident 192.168.100.2:0
 TCP connection: 192.168.100.1.646 - 192.168.100.2.31760
 State: Oper; Msgs sent/rcvd: 43/44; Downstream
 Up time: 00:31:35
 LDP discovery sources:
 GigabitEthernet1/0, Src IP addr: 192.168.10.10
 Addresses bound to peer LDP Ident:
 192.168.10.10   192.168.100.1   192.168.10.13
PE1#

PE2#show mpls ldp neighbor
 Peer LDP Ident: 192.168.100.1:0; Local LDP Ident 192.168.100.3:0
 TCP connection: 192.168.100.1.646 - 192.168.100.3.26601
 State: Oper; Msgs sent/rcvd: 37/45; Downstream
 Up time: 00:25:54
 LDP discovery sources:
 GigabitEthernet1/0, Src IP addr: 192.168.10.13
 Addresses bound to peer LDP Ident:
 192.168.10.10   192.168.100.1   192.168.10.13
PE2#

Kelima:Buat Router Virtual

---------------PE1-----------------------
ip vrf cnc1
 rd 100:1
 route-target export 100:1
 route-target import 100:1
!
interface GigabitEthernet2/0
 ip vrf forwarding cnc1
 ip address 192.168.10.2 255.255.255.252

---------------PE2-----------------------
ip vrf cnc1
 rd 100:1
 route-target export 100:1
 route-target import 100:1
!
interface GigabitEthernet2/0
 ip vrf forwarding cnc1
 ip address 192.168.10.17 255.255.255.252

-----------------------------------------
untuk pengecekan : ketikan show ip vrf (name)

Keenam: Menambahkan Routing DiRouter Virtual

---------------PE1-----------------------

router ospf 100 vrf cnc1
 log-adjacency-changes
 redistribute bgp 100 subnets
 network 10.0.0.0 0.255.255.255 area 0
 network 192.0.0.0 0.255.255.255 area 0
-----------------------------------------

---------------PE2-----------------------
router ospf 100 vrf cnc1
 log-adjacency-changes
 redistribute bgp 100 subnets
 network 10.0.0.0 0.255.255.255 area 0
 network 192.0.0.0 0.255.255.255 area 0
-----------------------------------------
untuk pengecekan : ketikan show ip vrf (name)

PE1#sh ip route vrf cnc1

Routing Table: cnc1
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
 D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
 N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
 i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
 ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
 o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

 192.168.10.0/30 is subnetted, 2 subnets
C       192.168.10.0 is directly connected, GigabitEthernet2/0
B       192.168.10.16 [200/0] via 192.168.100.3, 00:21:01
 10.0.0.0/32 is subnetted, 2 subnets
O       10.14.200.1 [110/2] via 192.168.10.1, 00:24:00, GigabitEthernet2/0
B       10.14.200.2 [200/2] via 192.168.100.3, 00:21:01
PE1#

PE2#sh ip route vrf cnc1

Routing Table: cnc1
Codes: C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
 D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
 N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2
 i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
 ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
 o - ODR, P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

 192.168.10.0/30 is subnetted, 2 subnets
B       192.168.10.0 [200/0] via 192.168.100.2, 00:16:32
C       192.168.10.16 is directly connected, GigabitEthernet2/0
 10.0.0.0/32 is subnetted, 2 subnets
B       10.14.200.1 [200/2] via 192.168.100.2, 00:16:32
O       10.14.200.2 [110/2] via 192.168.10.18, 00:19:02, GigabitEthernet2/0
PE2#

Ketujuh: Aktifkan MP-BGP

---------------PE1-----------------------
router bgp 100
 bgp router-id 192.168.100.2
 bgp log-neighbor-changes
 neighbor 192.168.100.3 remote-as 100
 neighbor 192.168.100.3 update-source Loopback0
 !
 address-family ipv4
 neighbor 192.168.100.3 activate
 no auto-summary
 no synchronization
 exit-address-family
 !
 address-family vpnv4
 neighbor 192.168.100.3 activate
 neighbor 192.168.100.3 send-community both
 exit-address-family
 !
 address-family ipv4 vrf cnc1
 redistribute connected
 redistribute ospf 100 vrf cnc1 match internal external 1 external 2
 no synchronization
 exit-address-family
!
-----------------------------------------

---------------PE2-----------------------
router bgp 100
 bgp router-id 192.168.100.3
 bgp log-neighbor-changes
 neighbor 192.168.100.2 remote-as 100
 neighbor 192.168.100.2 update-source Loopback0
 !
 address-family ipv4
 neighbor 192.168.100.2 activate
 no auto-summary
 no synchronization
 exit-address-family
 !
 address-family vpnv4
 neighbor 192.168.100.2 activate
 neighbor 192.168.100.2 send-community both
 exit-address-family
 !
 address-family ipv4 vrf cnc1
 redistribute connected
 redistribute ospf 100 vrf cnc1 match internal external 1 external 2
 no synchronization
 exit-address-family
-----------------------------------------

Kedelapan: Mengaktifkan CE dan Pengujian End-to-end

---------------cnc1_a--------------------

cnc1_a#sh run
!
version 12.4
!
hostname cnc1_a
!
enable secret 5 $1$3b6r$LdDX1wajQUqjGJPOpxH0F1
!
ip cef
!
interface Loopback0
 ip address 10.14.200.1 255.255.255.255
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.1 255.255.255.252
 negotiation auto
!
ip forward-protocol nd
router ospf 100
 log-adjacency-changes
 redistribute connected subnets
 network 10.0.0.0 0.255.255.255 area 0
 network 192.168.0.0 0.0.255.255 area 0
!
line con 0
 stopbits 1
line aux 0
 stopbits 1
line vty 0 4
 password 7 xxxx
 login
!
end

cnc1_a#
-----------------------------------------

--------------cnc1_b---------------------

cnc1_b#sh run
!
version 12.4
!
hostname cnc1_b
!
enable secret 5 $1$BNrz$gJwJXNoaDp5X0F2ViVllF/
ip cef
!
interface Loopback0
 ip address 10.14.200.2 255.255.255.255
!
interface GigabitEthernet1/0
 ip address 192.168.10.18 255.255.255.252
 negotiation auto
!
ip forward-protocol nd
router ospf 100
 log-adjacency-changes
 redistribute connected subnets
 network 10.0.0.0 0.255.255.255 area 0
 network 192.168.0.0 0.0.255.255 area 0
!
line con 0
 stopbits 1
line aux 0
 stopbits 1
line vty 0 4
 password xxxx
 login
!
end

cnc1_b#
-----------------------------------------

untuk pengecekan : pergunakan perintah ping,traceroute dan telnet

cnc1_a#pi
Protocol [ip]:
Target IP address: 10.14.200.2
Repeat count [5]: 100
Datagram size [100]:
Timeout in seconds [2]:
Extended commands [n]:
Sweep range of sizes [n]:
Type escape sequence to abort.
Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 10.14.200.2, timeout is 2 seconds:
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Success rate is 100 percent (100/100), round-trip min/avg/max = 236/518/1796 ms
cnc1_a#

cnc1_a#traceroute 10.14.200.2

Type escape sequence to abort.
Tracing the route to 10.14.200.2

 1 192.168.10.2 192 msec 884 msec 712 msec
 2 192.168.10.10 [MPLS: Labels 16/19 Exp 0] 384 msec 500 msec 400 msec
 3 192.168.10.17 [MPLS: Label 19 Exp 0] 336 msec 372 msec 288 msec
 4 192.168.10.18 448 msec 1292 msec 592 msec
cnc1_a#

cnc1_a#telnet 10.14.200.2
Trying 10.14.200.2 ... Open

User Access Verification

Password:
cnc1_b>

cnc1_b#pi
Protocol [ip]:
Target IP address: 10.14.200.1
Repeat count [5]: 100
Datagram size [100]:
Timeout in seconds [2]:
Extended commands [n]:
Sweep range of sizes [n]:
Type escape sequence to abort.
Sending 100, 100-byte ICMP Echos to 10.14.200.1, timeout is 2 seconds:
!!!!.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!.!!!!!!!!!!!!!
Success rate is 98 percent (98/100), round-trip min/avg/max = 284/548/1412 ms
cnc1_b#tra
cnc1_b#traceroute 10.14.200.1

Type escape sequence to abort.
Tracing the route to 10.14.200.1

 1 192.168.10.17 236 msec 252 msec 184 msec
 2 192.168.10.13 [MPLS: Labels 17/19 Exp 0] 436 msec 1740 msec 608 msec
 3 192.168.10.2 [MPLS: Label 19 Exp 0] 584 msec 1252 msec 424 msec
 4 192.168.10.1 864 msec 292 msec *
cnc1_b#
cnc1_b#telnet 10.14.200.1
Trying 10.14.200.1 ... Open

User Access Verification

Password:
cnc1_a>

"------------Sekian dulu, semoga bermanfaat------------------"
ref: cisco

Thursday, February 13, 2014

BACKBONE NETWORK

Backbone network atau network backbone merupakan sebuah teknik atau infrastruktur dalam sebuah jaringan komputer yang dapat menghubungkan beberapa jaringan lokal dan bagian-bagian jaringan lainnya yang menyediakan path untuk dapat mengubah  paket informasi antara LAN dan subnetwork yang beda. Sederhananya, konsep ini dapat tergambar dari jaringan lokal yang biasa tersambung pada masing-masing lantai di bangunan bertingkat, yang menggunakan satu lajur kabel utama dan kabel khusus. Nah, backbone network inilah yang merupakan jalan,saluran,  jalur utama atau biasa disebut dengan jalan tol pada sebuah jaringan. Backbone network ini sendiri dirancang untuk dapat membedakan antara network pada lokasi sama, seperti area perkantoran.
Backbone network (Back_Net) ini merupakan bagian utama dari sebuah desain struktur jaringan pada komputer yang mampu  memberikan tingkat stabilitas yang cukup memadai pada jaringan-jaringan tersebut. Disini terlihat bahwa Back_Net dibuat dengan tujuan untuk menyuplai sarana atau lintasan dalam menghubungkan berbagai komponen di dalam jaringan ke sebuah unit yang lebih interaktif. Pendekatan yang digunakan  semacam ini memungkinkan Anda untuk dapat menghubungkan berbagai jaringan secara bersama dan bertujuan untuk manage task atau semua aktivitas seperti sharing tipe data tertentu, pada Back_Net yang berfungsi secara independen.


Konsep Back_Net seperti ini merupakan konsep yang sangat banyak digunakan, karena sangat ampuh untuk dapat mencegah bootleneck  yang menyerang server induk. Secara teknis, kabel yang digunakan merupakan jenis fiber optic dengan kabel RG-58/8. Konektor yang digunakan seperto ST untuk fibel optic, BNC pada kabel RG-58 dan AUI pada kabel RG-8. Secara umum, backbone network  yang sering digunakan adalah backbone yang menyediakan infrastruktur yang mendukung jaringan tunggal (individu) yang terdapat pada area pusat (misalnya kantor pusat ) dimana seluruh karyawan yang menyebar di seluruh dunia dapat sharing data dengan proses yang sangat mudah.  Pendekatan jaringan yang serupa juga sering diterapkan pada kampus-kampus, dengan cara membuat jaringan lokal yang dapat difungsikan pada setiap bangunan yang terhubung dengan sistem terpusat dan memungkinkan untuk berbagi data melalui interkoneksi jaringan, dimana semua jaringan berjalan secara independen namun masih dapat bertukar data dalam jaringan terhubung.
Konsep Back_Net seperti ini merupakan konsep yang sangat banyak digunakan, karena sangat ampuh untuk dapat mencegah bootleneck  yang menyerang server induk. Secara teknis, kabel yang digunakan merupakan jenis fiber optic dengan kabel RG-58/8. Konektor yang digunakan seperto ST untuk fibel optic, BNC pada kabel RG-58 dan AUI pada kabel RG-8. Secara umum, backbone network  yang sering digunakan adalah backbone yang menyediakan infrastruktur yang mendukung jaringan tunggal (individu) yang terdapat pada area pusat (misalnya kantor pusat ) dimana seluruh karyawan yang menyebar di seluruh dunia dapat sharing data dengan proses yang sangat mudah.  Pendekatan jaringan yang serupa juga sering diterapkan pada kampus-kampus, dengan cara membuat jaringan lokal yang dapat difungsikan pada setiap bangunan yang terhubung dengan sistem terpusat dan memungkinkan untuk berbagi data melalui interkoneksi jaringan, dimana semua jaringan berjalan secara independen namun masih dapat bertukar data dalam jaringan terhubung.
Komponen Penting Backbone Network

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diperhatikan sebelum membangun Back_Net, antara lain :
1.Penyediaan seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk membangun desain jaringan, seperti jenis data,      service, frame relay dan IP.
2.Perhatikan kapasitas yang diperlukan untuk membuat Back_Net. Hal ini sangat tergantung pada desain  output yang diinginkan.
3.Pertimbangan setiap desain topologi dan teknologi yang digunakan  untuk membangunnya.
4.Konsep atau rancangan topologi sangat berpengaruh pada letak node, jumlah, desain jalur/ sambungan dan  seluruh desain akses backbone.
5.Konsep penggabungan trafic pada path yang memiliki tipe yang berbeda
6.Platform yang digunakan sesuai dengan bandwidth yang dimiliki
7.Perangcangan Rerouting dan redudancy
8.Pemilihan teknologi bridge backbone ring dll

Alasan Penggunaan Backbone Network :

1.Kecenderungan peningkatan kebutuhan interkoneksi pada jaringan lokal
2.Adanya peningkatan kecepatan data transfer khususnya data dengan tipe multimedia seperi grafis, audio, video, yang kecepatan transfer FDD hingga 100Mbps
3.Diyakini bahwa proses instalasi dan pengaturan manajemen backbone network ini dianggap lebih sederhana, efektif dan efisien dengan jarak jangkauan yang sangat luas
4.Backbone network ini mampu menangani masalah transfer bottleneck
5.Memiliki sistem ketahanan kegagalan (fault tolerance) yang tinggi bila menggunakan sistem dual ring
Demikian sekelumit info mengenai Back_Net yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.