Tuesday, August 25, 2015

Teknologi Transmisi Radio Microwave Point to Point pada Jaringan Telekomunikasi


Saat ini, dengan mudahnya kita bisa berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, relasi yang sedang berada di belahan bumi lain, di kota, di desa, di banyak tempat. Teknologi telekomunikasi bergerak telah menghubungkan banyak manusia untuk dapat saling bertukar kabar, berkomunikasi melepas rindu, menjalankan bisnis, maupun untuk belajar.
Seseorang berbicara, mendengar, menonton video, menjelajahi dunia internet, dan berbagi foto, melalui telefon pintar (smart phone) di tangannya yang kemudian dikonversi menjadi gelombang radio yang dikirimkan ke base station (BS) terdekat. Gelombang radio ini diteruskan ke tower BS lain menuju pusat untuk dikirimkan ke tujuan. Salah satu pendukung yang vital bagi jaringan telekomunikasi bergerak adalah teknologi transmisi radio gelombang mikro (microwave point to point) (Radio MW PTP) yang menghubungkan satu BS ke BS yang lain.
Perangkat Radio MW PTP ini bagaikan kabel di udara yang tak terlihat dalam menghubungkan antar BS dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Selain gelombang elektromagnetik, antar BS bisa juga dihubungkan dengan kabel fiber optic (serat optik), dan kabel copper (tembaga). Kelebihan dari Radio MW PTP ini adalah kecepatan instalasi perangkat dibandingkan kabel serat optik dan kabel tembaga yang membutuhkan waktu lama karena harus menggali maupun menggelar kabel yang panjang. Selain cepat dalam instalasi, Radio MW PTP juga sangat fleksibel sehingga bisa dipakai di tempat-tempat yang tidak mungkin digelar kabel serat optik maupun kabel tembaga seperti daerah yang melintasi sungai, ladang gambut, hutan, dan gunung.
Perangkat ini menggunakan istilah microwave atau gelombang mikro karena bekerja pada radio frekuensi 4 GHz hingga 80 GHz, yang memilik panjang gelombang dari orde sentimeter hingga millimeter. Radio MW PTP juga ada tiga macam, yaitu split radio dan fully indoor radio. Split radio memisahkan posisi perangkat yaitu antena dan radio yang terletak di outdoor dihubungkan melalui kabel coax ke perangkat di indoor yang melakukan pemrosesan data seperti modulasi, koneksi kabel data. Perangkat indoor ini bisa di dalam shelter maupun di luar shelter tergantung seberapa besar kapasitas perangkat yang mengakibatkan seberapa panas perangkat tersebut, karena kondisi di luar shelter sangat panas dan tidak cukup untuk mendinginkan perangkat dengan hanya mengandalkan kipas saja. Fully indoor radio menggabungkan seluruh pemrosesan data dan radio di dalam indoor kemudian menghubungkan ke antenna yang berada di outdoor dengan menggunakan kabel waveguide. Tipe terakhir adalah fully outdoor radio dimana proses radio frekuensi, modulasi, interface kabel Ethernet dalam bentuk elektrik maupun serat optik terjadi pada satu unit perangkat radio yang terletak di outdoor.
Pada kesempatan ini dibahas perkembangan teknologi Radio MW PTP yang tipe split radio yang biasanya digunakan untuk menghubungkan antar BS dari radio access BS menuju ke hub microwave, maupun menuju ke node serat optik. Sekitar tahun 2006, terutama di Indonesia, sedang booming teknologi telekomunikasi bergerak generasi ketiga (3G) yang ketika itu dapat mengeluarkan data dalam bentuk paket dengan interface kabel Ethernet. Sedangkan sebelumnya, perangkat ini hanya mengeluarkan data dalam bentuk teknologi plesiochronous digital hierarchy (PDH) yaitu berupa E1 (sekitar 2 Mbps) maupun T1 (sekitar 1,5 Mbps). Kumpulan E1 yang semakin banyak hingga mencapai 64 E1 akan dibungkus dengan tekonolgi synchronous digital hierarchy (SDH) yaitu STM-1 (155 Mbps), dan jika bertambah akan menjadi STM-4, STM-16, dan sterusnya. Pada awalnya Radio MW PTP ini terpisah antara Radio PDH maupun Radio SDH. Seiring dengan kemajuan zaman, kedua teknologi ini digabungkan dalam satu magazine di dalam indoor dan menggunakan radio yang sama di outdoor.
Selanjutnya pada era 3G mulai terjadi migrasi dari teknologi SDH dan PDH pada Radio MW PTP menuju teknologi IP/Ethernet. Sedikit demi sedikit proses migrasi dan perekembangan teknologi pun terjadi, dimana tahap awal data Ethernet yang masuk ke perangkat Radio MW PTP dibungkus dengan teknologi PDH, maupun langsung dibungkus dengan teknologi SDH, untuk kemudian dikirimkan ke unit radio yang terletak di outdoor. Semaking canggih tekonologi, akhirnya Radio MW PTP pun bisa langsung mengirimkan data IP/Ethernet langsung ke radio unit tanpa perlu dibungkus teknologi SDH maupun PDH. Dengan kemampuan bisa mengirimkan langsung data IP/Ethernet ke frekuensi radio, maka dengan teknologi radio bonding maka beberapa radio unit bisa seolah-olah menjadi satu gelondong yang mengirimkan data IP/Ethernet. Sebagai contoh dua unit radio pada frekuensi 7 GHz dengan bandwidth 56 MHz, modulasi 512 QAM, maka seolah-olah bisa mengirimkan data dengan kecepatan 1 Gbps. Jika satu buah radio mati, maka seolah-olah “pipa” ini mengecil bisa mengirimkan data setengahnya yaitu dengan kecepatan 500 Mbps.
Masih banyak lagi fitur pada teknologi Radio MW PTP seperti modulasi adaptif, cross polarization interference cancellication (XPIC), yang menarik untuk dibahas pada kesempatan lain. Begitu juga, Radio MW PTP tipe fully indoor untuk trunk atau backbone dibahas pada kesempatan berikutnya.

 Arsitektur Radio Microwave Point to Point Network Melalui Radio TN (Radio Seluler)

Foto split microwave point to point radio unit menempel langsung pada antenna dan dihubungkan dengan modem (IDU) melalui coax cable