Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan masyarakat pada sarana/layanan komunikasi yang handal dan canggih saat ini hingga dimasa mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka diperlukan suatu jaringan sistem telekomunikasi yang mampu memberikan QoS (Quality of Service) yang terbaik. Dengan adanya perkembangan teknologi jaringan transport berbasis serat optic yang sebelumnya hanya mampu mentransmisikan data pada orde mega bit per second(Mbps), sekarang ini sudah mampu untuk ditransmisikan pada orde giga bit per second(Gbps) bahkan lebih cepat lagi bisa mencapai tera bit per second(Tbps) sehingga dapat memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan kapasitas transmisi pada jaringan. Teknologi jaringan transport ini berawal dari teknologi SDH(Synchronous Digital Hierarchy) dan PDH(Plesiochronous Digital Hierarchy) yang kemudian disusul oleh teknologi jaringan yang beroperasi dalam sinyal dan domain(optic) panjang gelombang yaitu DWDM(Dense Wavelength Division Multiplexing).
Dense Wavelength Division Multiplexing(DWDM)
merupakan suatu teknologi jaringan transport yang memanfaatkan cahaya
dari serat optik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda untuk
ditransmisikan melalui kanal-kanal informasi dalam satu fiber tunggal.
Jumlah panjang gelombang yang dapat ditransmisikan dalam jaringan pada
satu fiber terus berkembang(4, 8, 16, 32, dan seterusnya), jenis fiber
yang direkomendasikan oleh ITU-T (International Telecommunication Union)
adalah G.650 – G.659 dan yang sering digunakan saat ini yaitu jenis
fiber G.655, jenis fiber G.655 merupakan jenis fiber yang mempunyai
karakteristik umum Non Zero Dispersion Shifted Fibre(NZDSF) yaitu fiber yang memiliki koefisien dispersi kromatik lebih rendah(dispersi optimal).
Gambar 1. Chromatic Dispersion
Prinsip kerja dari teknologi DWDM
secara umum memilki persamaan dengan media transmisi lainnya dalam
mengirimkan sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain. Untuk
teknologi DWDM menggunakan media transmisi berupa fiber optic, dimana
semua sumber sinyal informasi(λ1-λn) dari transmiter akan
dimultipleksikan ke dalam satu fiber, setelah itu sinyal informasi
tersebut ditransmisikan kemudian masuk ke perangkat demuktiplekser untuk
disebarkan kembali sesuai tujuan masing-masing sinyal yang akan
diterima oleh receiver.
Gambar 2. Prinsip Kerja Jaringan Transport(DWDM)
Pada teknologi DWDM ini terdapat komponen
pendukung diantaranya jenis filter, serat optic dan penguat optik.
Jenis filter yang digunakan pada umumya antara lain Dichroic interference Filters(DIF), Fiber Bragg Gratings(FBG), Array Wavegiude Filters(AWG) dan Hybrid Fused Cascade Fiber(FCF) dengan Mach-Zehnder(M-Z) interference.
Komponen selanjutnya adalah serat optic dengan dispersi yang rendah,
sementara penguat optic yang banyak digunakan adalah EDFA(Erbium Doped fibre Amplifier(1530-1565
nm)) dan msih banyak lagi jenis penguat lainnya contoh raman amplifier
dll. Penggunaan penguat optic sangat penting peranannya di dalam
perkembangan teknologi DWDM tersebut sebagai penguat sinyal optic dan
proses 3R(Reshaping,Regenerating,Retiming) untuk menjaga kualitas sinyal yang maksimal.
Keuntungan menggunakan teknologi DWDM :
- Mampu untuk memenuhi kebutuhan kapasitas jaringan dimasa depan
- Dapat mengakomodasi layanan baru dan transparansi terhadap format sinyal dan protocol jaringan.
- Mampu untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh(long haul)
- Dapat menyediakan kebutuhan Bandwidth yang sangat cepat
- Teknologi DWDM dapat mentransmisikan banyak panjang gelombang(λ) dalam satu fiber
- Penghematan biaya (low cost) dalam pembangunan infrastruktur jaringan fiber optic
0 comments:
Post a Comment